"Imparsial juga berharap, aparat tidak melakukan tindakan balasan dengan
kekerasan dalam mengusut kasus ini karena akan menimbulkan trauma bagi
masyarakat Direktur eksekutif Imparsial Poengky Indarti".
Jayapura (27/11) — The Indonesian Human Rights
Monitor (Imparsial) ‘mengutuk’ aksi kekerasan dan pembakaran Polsek
Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, Papua oleh Orang Tak Dikenal (OTK) yang
mengakibatkan tiga anggota polisi tewas, Selasa (27/11) sekitar pukul
06.00 pagi.
Direktur eksekutif Imparsial, Poengky Indarti menegaskan, pihaknya
mengutuk terjadinya kekerasan dengan cara pembunuhan dan pembakaran
terhadap Kapolsek Pirime, AKP Rolfi Takubesi dan dua anggotanya
Brigadir Jefri Rumkorem serta Brigadir Daniel Makuker.
“Kekerasan yang dilakukan pelaku sangat bertentangan dengan semangat
bersama untuk menjadikan Papua sebagai tanah damai. Kami berharap aparat
bisa segera menangkap para pelaku dan membawanya keproses hukum,” kata
Poengky Indarti kepada tabloidjubi.com via pesan singkatnya, Selasa
(27/11).
Menurutnya, dengan adanya peristiwa ini, menjadi sangat krusial bagi
Presiden SBY untuk segera mempersiapkan dialog damai dengan pihak-pihak
yang berseberangan agar kekerasan di Papua bisa segera di akhiri.
Imparsial juga berharap, aparat tidak melakukan tindakan balasan dengan
kekerasan dalam mengusut kasus ini karena akan menimbulkan trauma bagi
masyarakat.
“Imparsial juga kembali mendesak Kapolda Papua untuk mengintensifkan
operasi penyelundupan senjata. Seret dan tampilkan pelaku penyelundupan
senjata. Jika penyelundupan tersebut melibatkan aparat militer atau
aparat pemerintah yang lain, maka harus ditindak tegas.
Kasus kekerasan
terhadap aparat kepolisian di Papua yang terjadi pada bulan November ini
menimbulkan ketakutan masyarakat yang memang sudah lelah dan trauma
dengan kekerasan di Papua,” tandas Poengky Indarti. (Jubi/Arjuna)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Waktu Anda Untuk Berkomentar atas Berita ini