JAYAPURA -Tudingan miring dari Koordinator Dalam Negeri
Negara Repoblik Papua Barat, Theopilus Mandowali, S.Pd versi Presiden
Yance Hembring, bahwa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) merupakan
organisasi piaraan Negara Kesatuan Repoblik Indonesia (NKRI), nampaknya
mendapat tanggapan serius dari Juru Bicara (Jubir) KNPB, Wim R. Medlama.
Menurutnya, tudingan seperti itu merupakan tudingan yang sudah kuno, karena rakyat sudah tahu siapa sebetulnya selama ini berjuangan keras dalam memediasi aspirasi rakyat di dunia internasional.
“Itu hanyalah tudingan kuno, kita lihat di lapangan, siapa yang bekerja nyata untuk rakyat Papua dan siapa yang hanya duduk berkoar-koar untuk lakukan propaganda,” ungkapnya dalam keterangan persnya kepada wartawan di Prima Garden Jayapura, Selasa, (20/11).
Dijelaskan, KNPB selama secara diplomaasi melakukan aksi-aksi perjuangan dalam memperjuangan aspirasi rakyat menuju kemerdekaan yang berdaulat, yang dalam hal ini demi mendapatkan pengakuan dan dukungan dunia internasional melalui Negara-negara anggota PBB, sementara Yance Hembring selama ini ada dimana dan tidak terdengar perjuangannya.
Khusus mengenai pernyataan bahwa Yance Hembring telah melakukan gugatan
Pepera di PTUN Jayapura dan Mahkamah Agung (MA) dan telah berjuang
sehingga Papua Barat telah terdaftar menjadi anggota PBB, baginya itu
hanya pernyataan kuno, dan pernyataan yang hanya untuk menipu rakyat.
Lanjutnya, saat ini KNPB terus berupaya memediasi kepentingan rakyat Papua dalam memperjuangkan aspirasi rakyat Papua di dunia internasional, dan perjuangan KNPB tidak akan pernah menyerah sampai kapan pun.
Disinggung soal peringatan 1 Desember 2012, pihaknya kini sedang bernegosiasi dengan Polda Papua untuk memperoleh ijin dalam melakukan demonstrasi damai, dan juga ijin untuk melaksanakan kegiatan lainnya dalam memerihkan hari kemerdekaan bangsa Papua Barat dimaksud.
“Mengenai pengibaran Bendera Bintang Kejora (BK) kami tidak lakukan, karena itu bukan hal yang main-main, itu merupakan simbol Negara yang wajib hukumnya dihargai. Dalam kegiatan KNPB terbuka untuk siapapun, silakan warga non Papua datang untuk ikut ibadah dan ikut kegiatan yang dilakukan KNPB,” imbuhnya.
Terkait dengan itu, dirinya juga sangat menyayangkan sikap aparat keamanan yang senantiasa mengintimidasi rakyat dengan segala tindakannya, hal ini membuat rakyat menjadi trauma. Sebut saja, pada Senin, (19/11), warga Papua hendak mengikuti ibadah syukur di Aula STAIN GIDI Sentani dalam rangka memperingati HUT KNPB ke-4, disini aparat keamanan memeriksa warga yang hendak beribadah.(nls/don/l03)
Sumber: Bintang Papua
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Waktu Anda Untuk Berkomentar atas Berita ini