Opini: by Alexander Gobai
Melihat kondisi yang terjadi di
papua, banyak kekerasan, pembunuhan dan tindakan-tindakan yang tidak benar,
dilakukan oleh para militer, TNI/PORLI di papua. Situasi seperti ini, sudah
memakan waktu yang cukup lama. Namun, masih terus terjadi penyisiran di papua.
Masyarakat papua telah habis
karena perlakukn negatif yang dilakukan oleh para militer indonesia. Mereka
melakukan penyisiran dari hari ke hari. Tanpa mengingat batas waktu. Bila
dilihat-lihat itu adalah pekerjaan mereka setiap hari.
Bila begitu, maka masyarakat
papua tidak berani bergerak dan melawanan militer indonesia. Karena dominasi militer
sekarang di papua, sudah semakin banyak. Telah terbangun bataliyon-bataliyon
baru dan pos-pos militer di setiap kota maupun di setiap mata jalan.
Dengan demikian, masyarakat
papua tidak bisa bergerak satu langkah ke depan. Sebab, ketika melangkah pasti
disitu ada TNI/PORLI. Akan hal ini, perjuangan militer cukup hebat. Dalam arti
telah menguasai tanah papua terlebih khusus kepada masyarakat papua.
Kekejaman militer terhadap
masyarakat papua, sudah cukup banyak yang mengalami korban. Ada yang meninggal
tanpa salah, ada yang meninggal dibunuh oleh OTK dan ada yang mati dibunuh karena
kekarasan yang tidak memanusiawi. Karena adanya tindakan-tindakan seperti
demikian, maka jalan satu-satu ialah banyak yang melakukan aksi-aksi masa, yang
dilakukan oleh berbagai kalagan mahasiswa/i papua. Dengan tujuan menutut
referendum.
Konflik di papua, telah
mengalami banyak korban. Salah satunya terjadi penangkapan Buctar Tabuni di
jayapura. Yang diduga karena melakukan keonaaran di papua. Dan terpukulnya
Oktovianus pogau, yang sebagai wartawan suara papua dan wartawan globe kompas,
ketika menunjukan kartu persnya kepada Kapolres Manokwari, papua, yang tujuanya
ialah ingin mewawancarai demo yang sedang berlangsung di manokwari. Yang mana
mahasiswa/i papua pada saat menyelenggarakan demo besar-besaran pada, selasa (23/10)
3 minggu lalu.
Ini adalah satu kontak negatif
yang bertujuan untuk menutup-nutupi orang papua terhadap bangsa indonesia.
Kadang-kadang mereka melihat dari segi-segi itu. Keonaran militer, TNI/Porli,
telah membuat masyarakat papua, semakin gugup tinggal di tanahnya sendiri.
Namun, itu bukan menjadi persoalan, yang menjad persoalan ialah harus membentuk
negara dan bangsa papua. Itu yang ada di setiap benak orang papua.
Karena konflik terjadi
terus-menerus, maka jalan satu-satunya untuk menyelesaika konflik ialah harus
adakan dialog jakarta-papua. Saya sangat mendukung dan setuju dengan bukunya DR.
Neles Tebai, yang menceritakan tentang dialog jakarta-papua. Ini merupakan
tombak penyelesaian masalah antara papua dan jakarta.
Harus ada dialog terbuka antara kedua
belah pihak, baik dari jakarta maupun papua. Harus duduk bersama-sama dan
membuka wacana antara kedua bela pihak dalam menyelesaikan konflik yang terjadi.
Jangan meninggalkan masalah (konflik) ini, terjadi terus-menerus. Bila tidak
menyelesaikan masalah dengan baik dan benar, saya yakin masalah akan semakin
besar. Dan kelak jakarta dan papua akan baku bunuh sendiri.
Supaya tidak terjadi konflik ini,
maka gunakan dialog menjadi tombak utama dalam menyelesaikan masalah di papua.
Akan hal ini, saya yakin 100%, papua akan aman da tentram
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Waktu Anda Untuk Berkomentar atas Berita ini