Ruben Magai Anggota DPR Papua |
Jayapura, 8/4 (Jubi) – Pasca rencana penetapan
DPO oleh Polda Papua terhadap panglima tertinggi OPM, Goliat Tabuni
(GT), membuat yang bersangkutan mengancam balik akan menembak Kapolda
Papua.
Ketua Komisi A DPR Papua, Ruben Magay meminta agar dua jenderal yakni
Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian dan pimpinan tertinggi OPM
Jenderal Goliat Tabuni tidak lagi saling ancam.
Ia mengatakan, jangan sampai sikap keras keduanya justru akan terus
mengorbankan rakyat Papua. Untuk itu kedua jenderal ini harus mencari
solusi bagaimana langkah terbaik yang dilakukan. Selain itu, Kapolda
Papua diminta tidak langsung menetapkan GT sebagai DPO.
“Saya harap kapolda bisa mengungkap fakta dan bukti bagaimana GT bisa
ditatapkan DPO. Goliat Tabuni kan juga mengkami diri sebagai jenderal
atau panglima OPM. Ideologi dia adalah Papua Merdeka, bukan kriminal.
Ini adalah ideologi politik. DPO kan hanya untuk pelaku kriminal. Jadi
kita harap dua jenderal ini jangan saling mengancam,” kata Ruben Magay,
Senin (8/4).
Menurutnya, kedua pihak perlu berdialog secara demokrasi. Selain itu,
Polda juga perlu mengungkap secara jelas penembakan yang terjadi selama
ini. Jangan hanya dikatakan pelaku adalah OTK atau kelompok bersenjata.
Lalu karena Goliat Tabuni pimpinan OPM, makanya dia langsung dituduh.
“Perlu ada pembuktian. Jangan sampai masyarakat jadi korban terus.
Apa yang Goliat Tabuni perjuangkan sudah jelas. Dia ingin Papua merdeka.
Bahkan jika memungkinkan Kapolda bertemu langsung dengan Goliat Tabuni
dan duduk bicara bersama. Oleh karena itu dialog sangat penting.,”
ujarnya.
Selain itu dikatakan Ruben, orang asli Papua juga tahu jika
pemerintah tidak sepenuhnya berpihak kepada mereka. Mereka kerap
diintimidasi dan hak mereka dirampas. Hal ini yang menimbulkan aspirasi
merdeka. Orang Papua akhirnya sadar akan itu. Situasi politik diciptakan
sendiri oleh negara, sehingga orang Papua juga mulai melawan.
“Siapapun di dunia jika hak mereka dirampas mereka tidak akan tinggal
diam. Jadi kedepan polisi harus profesional. Jangan salah sedikit
dikriminalisasi. Rakyat Papua sudah trauma terhadap aparat. Harus ada
perubahan,” katanya. (Jubi/Arjuna)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Waktu Anda Untuk Berkomentar atas Berita ini