Pastor Jhon Jonga |
Peraih Yap Thiam Hien Award 2009 bidang Penegakan Hak Asasi Manusia, Pastor Jhon Jonga saat dihubungi wartawan Suara Pembaruan
dari Jayapura, Papua, Senin (22/4) pagi, menyatakan kinerja tenaga
medis yang buruk tersebut tak pernah mendapat perhatian serius
pemerintah. Pengawasan tenaga media di Papua sangat minim.
“Sejak pertama membuka persoalan ke publik, sama sekali saya tidak
menyebutkan bahwa kematian warga akibat wabah penyakit. Yang menjadi
persoalan di Distrik Samenage adalah rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat,” katanya.
Dia mengaku tak ingin berdebat soal jumlah warga yang meninggal.
“Data yang kami peroleh, 62 orang meninggal, sedangkan temuan Dinas
Kesehatan Kabupaten Yahukimo, 26 orang. Data yang kami miliki sudah
diklarifikasi ke pihak keluarga. Sebagian korban meninggal karena
rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Yang terpenting adalah bagaimana
tindak lanjut dari situasi ini,” ujarnya.
Pastor Jhon Jonga menegaskan penyampaian informasi ke publik tentang
warga Yahukimo yang meninggal akibat buruknya pelayanan kesehatan tidak
dilandasi motif politik untuk menjatuhkan nama baik Pemerintah Kabupaten
Yahukimo.
“Itu tidak menjadi tujuan pekerjaan kami. Yang kami inginkan agar
perubahan yang lebih baik dari pemerintah dalam melaksanakan tanggung
jawab pelayanan kepada masyarakat. Tidak hanya dalam bidang kesehatan,
tetapi juga pendidikan, ekonomi, dan sosial, yang memang dari temuan
kami di Distrik Samenage tidak terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Majelis Rakyat Papua Barat, Tjonci Wolas
Krenak menyesalkan sikap pemerintah pusat yang kurang memperhatikan
pelayanan kesehatan di Papua.
“Kami seperti anak tiri. Banyak korban meninggal di Papua, tetapi minim perhatian pemerintah pusat,” tegasnya.
Sumber: http://www.beritasatu.com/
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Waktu Anda Untuk Berkomentar atas Berita ini