4/18/2013

Kematian Warga Papua Bagian Dari Genosida Struktural


Turius Wenda
Issu genosida bagi ras malanesia paua barat tidak di sangkal dan benar adanya. Selain pengorbanan dan pembentaian atas perbedaan ideologi antara papua dan indonesia, juga banyak rakyat papua mati dengan bentuk – bentuk yang lain.

Orang Papua Mati atas jebakan separatisme atau Makar

Atas label separatis, OPM, Makar banyak orang papua mati dengan sia-sia, pemerintah indonesia melalui aparat TNI/Polri melegalitasikan diri dengan label separatis, makar, OPM. Pembunuhan atas dasar ini, aparat memposisikan diri yang paling benar atas pembantaian mereka terhadap orang papua. Di lihat dari sudut pandang yang sebenarnya adalah, orang papua berada dalam jebakan label separatisme. 

Di Situs Aljazeera oleh Jennifer Robinson dengan judul The UN's chequered record in West Papua  Melaporakan 500.000 orang papua Tewas dalam perjuangan kemerdekaan papua dari indonesia. 
Had the UN properly discharged its mandate back then, West Papuans would have celebrated more than 40 years of independence instead of having endured nearly 50 years of oppression. In that time, it is estimated that as many as 500,000 Papuans have been killed at the hands of Indonesian security forces. Yale and Sydney Universities report that the situation is approaching genocide. Papuan activists campaigning for self-determination are routinely arrested and jailed for peacefully expressing their political opinions.”

sekalipun manusia papua berhak berbicara dan melakukan segala sesuatu di atas tanah ini dan ini juga di sebaut bagian dari pemusnahan ras malanesia (Genosida).

Orang Papua Mati atas Jebakan Miras (Minuman Keras)

Hampir setiap hari pasti ada bunyi mobil Ambulans, berita harian setiap hari pasti ada kematian orang papua karena Miras, Semua jenis beralkohol di jual bebas di papua di banding dengan daerah lain di indonesia, stok miras di papua juga berlabel khusu Irja, miras benar membunuh saraf para konsumen sendiri dan kebanyakan anak-anak muda papua selalu di konsumsi dan berakibat kematian, ini juga bagian dari pemusnahan ras malanesia (Genosida).

Orang Papua Mati Akibat HIV /AIDS. 

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Minggu 16 Desember 2012 Berita Online VivaNews Melaporkan Penderita HIV/AIDS di Papua Tembus 13 Ribu Orang. Dari 13 ribu jiwa penderita HIV/AIDS di Papua, persentase Pria maupun perempuan jumlahnya sama, yaitu 50:50. Kabupaten Mimika tercatat memiliki jumlah penderita HIV/AIDS paling tinggi, sekitar 2.300 jiwa lalu diikuti oleh Jayapura, Nabire dan Merauke.

Dan anehnya juga 150 Bayi Papua Tertular HIV-AIDS di tahun 2012, Ratusan bayi itu bukan saja hanya mengidap HIV, tapi juga AIDS," katanya. Jumlah penderita virus mematikan HIV-AIDS di Papua terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun sebelumnya jumlahnya di bawah 10 ribu jiwa, per Oktober di tahun 2012 ini telah mencapai 13 ribuan jiwa. "Sebanyak 98 persen penyebarannya melalui hubungan seks.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyayangkan tingginya jumlah kematian ibu melahirkan di Papua. Menurut dia, jumlah kematian itu masih tinggi bila dibandingkan daerah lainnya. 

Nafsiah menyebutkan, sebanyak 320 dari 100 ribu ibu melahirkan di Papua meninggal. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sebanyak 228 per 100 ribu ibu melahirkaSelain soal kematian ibu, Nafsiah menyebutkan penderita HIV di Papua juga masih tinggi. Jumlahnya berada di urutan kedua, di bawah Jakarta. Padahal, jumlah penduduk di sana jauh lebih sedikit dibandingkan daerah lainnya.penyakit tak menular seperti stroke diabetes, malaria, dan kanker pun kini ikut mendominasi kematian di Papua. Dan ini juga bagian dari Genosida.

Kematian Orang Papua Akibat Busung Lapar atau Sakit

Ditahun 2012 aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) melaporkan 95 Orang Diduga Tewas Kelaparan di  Distrik Kwoor Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Laporan AMAN telah di bantah oleh pemerintah Daerah Papua barat dan kabupaten Tambrauw. 

Pastor Jhon Djonga, tokoh Gereja Katolik di Wamena, Papua. Juga melaporkan, 61 orang warga Distrik Samenage, Kabupaten Yahukimo papua  meninggal sejak pertengahan Januari sampai akhir Maret lalu.

Dia menambahkan "Sebagian besar korban meninggal adalah anak-anak dan perempuan, setelah mengalami sakit sekian lama dan tidak mampu ditangani puskesmas setempat," kata Jhon.

Dia menyebut, kematian ini tidak terlepas dari standar kehidupan warga setempat yang tidak memadai.

Namun Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, Propinsi Papua, meragukan informasi tentang kematian 61 orang secara beruntun di Distrik Samenage, Kabupaten Yahukimo, seperti dilaporkan seorang tokoh Gereja Katolik di Wamena, Papua. Dan ini juga bagian dari pemusnahan ras malanesia (Genosida).
Artikel ini sudah di terbitkan :Di Majalah Selangkah.Com

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Waktu Anda Untuk Berkomentar atas Berita ini