Jayapura Ketua
Solidaritas Hukum, HAM dan Demokrasi Rakyat Papua (SHDRP), Usama Yogoby
mengatakan, isu yang sementara ramai diperbincangkan yaitu dialog
Jakarta – Papua, harus dimediasi oleh pihak yang netral.
“Kalau
mau dialog ya harus ada pihak ketiga. Yang punya masalah, keduanya
duduk bersama," ujar Usama di Abepura, Kota Jayapura, Kamis (18/4).
Menurut
dia, dialog yang dimaksud, yaitu dialog antara pemerintah pusat dengan
masyarakat asli Papua yang berseberangan dengan pemerintah (pro Papua
merdeka). “Dialog denganpemerintah Indonesia, siapa wasitnya? Itu baru
bisa berjalan normal,”ungkapnya.
Sebelumnya, Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP), Pastor Neles Tebay, pada Senin (15/4) lalu mengatakan, di Papua
masih ditemukan indicator yang terjadi selama ini yaitu, masih adanya
pengibaran Bendera Bintang Kejora, adanya tuntutan referendum, adanya
tuntuan Papua Merdeka, stigma separatis terhadap orang Papua dan
berbagai kekerasan.
Untuk
meredamkan indicator di atas, pemerintah telah menggunakan metode
pendekatan hukum, kekerasan, dan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001
tentang Otonomi Khusus (Otsus). Namun ia menilai, ketiga pendekatan di
atas belum mampu menuntaskan konflik yang terjadi di Papua.sehingga pada
kesempatan itu dia menyarankan adanya dialog damai yang melibatkan
pihak lain.
More: http://www.papuapos.com/
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Waktu Anda Untuk Berkomentar atas Berita ini