Sejarawan LIPI, Asvi Warman Adam (kanan) |
JAKARTA - Anggota DPD RI asal Provinsi Papua Wahidin
Ismail menilai konflik Papua terjadi karena ada masalah politik,
kemanusiaan, dan pelanggaran HAM yang masih dianggap belum tuntas. Otsus
pun belum terlaksana dengan baik, karena banyak anggaran yang tidak
diperuntukkan bagi pembangunan Papua dengan benar.
"Karena itu, pemerintah harus berkomunikasi dengan baik dan konsisten
dalam membuat kebijakan. Tak bisa melepas uang Otsus begitu saja, tanpa
pengawasan yang ketat,” ujar anggota DPD RI asal Provinsi Papua Wahidin
Ismail dalam diskusi di gedung Parlemen MPR/DPR/DPD bersama dengan
sejarawan LIPI Asvi Warman Adam dan Wakil Ketua DPRD Papua, Jimmy
Demianus Ijie, Senin (4/3/2013).
Wahidin mengatakan Presiden SBY tak perlu takut dialog. Sebab, mantan
presiden alm KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah memberi contoh yang
baik melalui pendekatan kultural, dan dampaknya sangat positif bagi
NKRI.
"Bayangkan Gus Dur begitu sampai di Bandara Cenderawasih langsung
ziarah ke makam Theis H Eluway (Ketua Persedium Dewan Papua - PDP), itu
sama dengan menghormati tokoh adat Papua,” ujarnya.
Hal yang sama
diungkapkan Asvi Warman Adam, jika pendekatan kultural Gus Dur oleh
pemerintah perlu ditiru. Apalagi penyelesaian setiap daerah itu memang
tidak bisa disamakan dengan daerah yang lain.
“Gus Dur itu mengakui identitas adat Papua dan dialog pun tak
membuahkan kemerdekaan sebagaimana yang dikhawatirkan. Hanya saja dialog
itu perlu dirumuskannya mengenai siapa sebagai representasi warga
Papua, materi atau substansi dialog, dan format dialog yang tepat yang
bagaimana? Jadi, jangan menghindari dialog,” tegasnya.
Sedangkan Jimmy mengakui, memang ada pejabat Papua yang memperkaya
diri dari dana Otsus tersebut, namun ada pula yang memelihara konflik.
Mereka ini menjadikan Papua sebagai eksperimen politik.
“Selama 32 tahun Orde Baru keamanan PT Freeport dikendalikan oleh TNI
Angkatan Darat, dan pasca reformasi diserahkan pada kepolisian, dan
sekarang menjelang turunnya dana Otsus kembali terjadi penembakan,
sehingga wajar kalau ada yang mencurigai adanya ‘permainan’ dan sengaja
‘memelihara’ konflik itu demi uang,” kata Jimmy.
More
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Waktu Anda Untuk Berkomentar atas Berita ini