12/17/2012

Hubertus Mabel Ditembak, KNPB Minta Bukti Hukum

Add caption
Jayapura (17/12)—Menurut Juru Bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Wim R. Metlama, pihak KNPB meminta bukti hukum yang jelas atas keterlibatan Ketua KNPB Pusat Port Numbay yang juga Ketua Komisariat Militan KNPB, Hubertus Mabel (30) yang ditembak tim khusus ahad (16/12), sekitar pukul 10.30 WIT di Kampung Abusa, Distrik Kurulu, Wamena, Papua.

“Keterlibatan dia, kami meminta bukti-bukti hukum. Ini kan tidak ada bukti hukum. Ada bukti yang kami dapat, dia menyerang aparat. Ini kan tudingan. Kejadian ini persis dengan kejadian almarhum Mako Tabuni,” kata Wim R. Metlama ke wartawan di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin (17/12).

Menurut KNPB, Hubertus Mabel ditembak tanpa bukti seperti tudingan polisi. “Dia ditembak di kedua kakinya lalu dimasukkan ke dalam truck. Ada dugaan, Hubertus disiksa dan ditikam di bagian dada hingga mati,” katanya Wim.

Sedangkan menurut keterangan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta Jaya, Hubertus Mabel diduga kuat terlibat penyerangan Polsek Pirime beberapa hari lalu dan kasus peledakan Kantor DPRD Jayawijaya beberapa bulan sebelumnya.

“Kronologis, sekitar pukul 09.00 WIT, Timsus mendapat info, salah satu pelaku yang diduga terlibat kasus peledakan bom di gedung DPRD Jayawijaya dan juga salah satu pelaku penyerangan Polsek Pirime sedag berada di Wamena tepatnya di Kampung Abusak, Distrik Kurulu,” kata I Gede Sumerta Jaya.

Kemudian, lanjut I Gede, dua anggota tim khusus diantar oleh pelaku yang ditangkap pada Jumat (14/12), yakni MJ alias WJ atas kepemilikan amunisi yang diantar WG, ke lokasi itu. Sesampainya di lokasi, WG menghubungi Hubertus Mabel agar bertemu dia di jalan raya dan permintaan itu dipenuhi.

“Hubert Mabel beserta empat orang temannya menuju jalan raya dengan masing membawa parang. Karena melihat hal itu, sedangkan Timsus hanya dua orang lalu menyuruh ke lima orang itu untuk tiarap di tanah. Namun Hubertus Mabel tak mengindahkan permintaan petugas, malah menyerang dan berupaya merebut senpi yang dibawa petugas sehingga terjadi saling rebut senpi,” jelas I Gede.

Menurut dia, melihat senpi (senjata api) yang nyaris direbut, salah satu anggota Timsus menembak ke arah kaki Hubertus Mabel untuk melumpuhkan. Setelah korban roboh, petugas segera membawa ke RSUD Wamena. “Tapi karena banyak kehilangan darah Hubertus Mabel tak bisa ditolong,” kata AKBP I Gede Sumerta Jaya.

Namun Wim menduga, insiden ini merupakan skenario Polisi untuk meredam aspirasi Papua merdeka. “Ini hanya skenario yang meredam aspirasi Papua merdeka. Ini malah mendorong agar proses Papua merdeka cepat. Satu anggota KNPB ditangkap, akan melahirkan seribu KNPB yang lain,” katanya. KNPB, kata Wim, belum mempunyai rencana atas pemakaman Hubertus. (Jubi/Timo Marten)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Waktu Anda Untuk Berkomentar atas Berita ini