Add caption |
Jayapura (17/12)—Menurut Juru Bicara
Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Wim R. Metlama, pihak KNPB meminta
bukti hukum yang jelas atas keterlibatan Ketua KNPB Pusat Port Numbay
yang juga Ketua Komisariat Militan KNPB, Hubertus Mabel (30) yang
ditembak tim khusus ahad (16/12), sekitar pukul 10.30 WIT di Kampung
Abusa, Distrik Kurulu, Wamena, Papua.
“Keterlibatan dia, kami meminta bukti-bukti hukum. Ini kan tidak ada
bukti hukum. Ada bukti yang kami dapat, dia menyerang aparat. Ini kan
tudingan. Kejadian ini persis dengan kejadian almarhum Mako Tabuni,”
kata Wim R. Metlama ke wartawan di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin
(17/12).
Menurut KNPB, Hubertus Mabel ditembak tanpa bukti seperti tudingan
polisi. “Dia ditembak di kedua kakinya lalu dimasukkan ke dalam truck.
Ada dugaan, Hubertus disiksa dan ditikam di bagian dada hingga mati,”
katanya Wim.
Sedangkan menurut keterangan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda
Papua, AKBP I Gede Sumerta Jaya, Hubertus Mabel diduga kuat terlibat
penyerangan Polsek Pirime beberapa hari lalu dan kasus peledakan Kantor
DPRD Jayawijaya beberapa bulan sebelumnya.
“Kronologis, sekitar pukul 09.00 WIT, Timsus mendapat info, salah
satu pelaku yang diduga terlibat kasus peledakan bom di gedung DPRD
Jayawijaya dan juga salah satu pelaku penyerangan Polsek Pirime sedag
berada di Wamena tepatnya di Kampung Abusak, Distrik Kurulu,” kata I
Gede Sumerta Jaya.
Kemudian, lanjut I Gede, dua anggota tim khusus diantar oleh pelaku
yang ditangkap pada Jumat (14/12), yakni MJ alias WJ atas kepemilikan
amunisi yang diantar WG, ke lokasi itu. Sesampainya di lokasi, WG
menghubungi Hubertus Mabel agar bertemu dia di jalan raya dan permintaan
itu dipenuhi.
“Hubert Mabel beserta empat orang temannya menuju jalan raya dengan
masing membawa parang. Karena melihat hal itu, sedangkan Timsus hanya
dua orang lalu menyuruh ke lima orang itu untuk tiarap di tanah. Namun
Hubertus Mabel tak mengindahkan permintaan petugas, malah menyerang dan
berupaya merebut senpi yang dibawa petugas sehingga terjadi saling rebut
senpi,” jelas I Gede.
Menurut dia, melihat senpi (senjata api) yang nyaris direbut, salah
satu anggota Timsus menembak ke arah kaki Hubertus Mabel untuk
melumpuhkan. Setelah korban roboh, petugas segera membawa ke RSUD
Wamena. “Tapi karena banyak kehilangan darah Hubertus Mabel tak bisa
ditolong,” kata AKBP I Gede Sumerta Jaya.
Namun Wim menduga, insiden ini merupakan skenario Polisi untuk
meredam aspirasi Papua merdeka. “Ini hanya skenario yang meredam
aspirasi Papua merdeka. Ini malah mendorong agar proses Papua merdeka
cepat. Satu anggota KNPB ditangkap, akan melahirkan seribu KNPB yang
lain,” katanya. KNPB, kata Wim, belum mempunyai rencana atas pemakaman
Hubertus. (Jubi/Timo Marten)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Waktu Anda Untuk Berkomentar atas Berita ini