This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label Aparat TNI/Polri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aparat TNI/Polri. Tampilkan semua postingan

8/06/2014

Wanimbo: Jangan Kriminalisasikan TPN/OPM, Kami Berperang Dengan Pasukan TNI/Polri.

TPN/OPM
Jayapura, Sudah hari ke lima Perang gerilya antara TPN/OPM vs TNI/Polri yang sedang berlangsung di pirime kab. Lanny jaya,
Ketika media ini tanyakan via telp! Tentang motip di balik penembakan ini.

Kom.Enden wanimbo dengan tegas katakan bahwa, kami bukan aksi kriminal atau teroris, kami perang gerilya, kami lawan pasukan indonesia, kami tembak bukan warga sipil namun aparat TNI/Polri, ini perang, kami baku lawan senjata dengan senjata, kami bukan sipil bersenjata, kami juga anggota Tentara Pembebasan Nasioanl (TPN) Papua barat, kata Enden. Wanimbo 03/08 yang di hubungi blog ini via telp.

7/17/2014

22 Aktivis KNPB & PRD Wilayah Timika Ditangkap Polisi


Activist KNPB Timika Papua
TIMIKA--- Aksi damai yang dimediasi oleh Komite Nasional Papua barat dan Parlemen Rakyat Daerah (KNPB & PRD) Wilayah Bomberay timika, telah di hadang gabungan TNI dan polisi serta melakukan pembubaran paksa, pemukulan dan menangkapan sebanyak 22 an lebih aktivis Papua di tangkap, Pada  kamis (17/07/2014) Pukul 09.25 waktu setempat.

10/22/2013

TNI/Polri: Teror dan Intimindasi Terhadap Asrama Mahasiswa Papua

JAYAPURA 22 OKTOBER 2013. Sungguh ironis dan sagat mengerikan kondidi terakhir ini sangat memperihatinkan, teror dan intimidasi terhadap rakyat Papua Barat terus terjadi. Teror dan intimindasi yang dilakukan oleh aparat kepolisian dan TNI di papua bukan hanya terjadi terhadap masyarakat, sipil namun juga dirasakan oleh mahasiswa di linggungan kampus maupun asrama.

Hal ini telah terbukkti teror dan intimindasi oleh Anggota TNI/POLRI pada hari ini selasa 22 oktober 2013 di asrama uncen (Rusenawa ) perumnas III waena pada pukul 05.15 WPB subuh.
Sesuai laporan saksi mata dan juga sebagai Ketua asrama rusenawa Uncen Tanius komba menyelaskan bahwa, Pada pukul 05.15 WPB Aparat kepolisian dari pos penjagan perumnas III bersama anggota TNI datang menggunakan Motor dengan membawa senjata lengkap masuk di halaman gedung asrama uncen (rusenawa).
Melihat tersebut para penghuni asrama yang bagun lebih dulu keluar untuk menanyakan kedatangan para aparat kepolisian dan anggota TNI tersebut, namun para anggota TNI tanpa kompromi dengan pengurus maupun penghuni asrama langsung mengeluarkan tembakan sebanyak 5 kali, sehingga mahasiswa yang sedang tidur terbagun lalu semua keluar dari kamar masing-masing dan cari jalan masing masing-masing karena ketakutan.
Melihat hal tersebut Ketua asrama Tanius Komba bersama Mael Alua dan pengurus lainya berusaha mendekati para anggota TNI yang terus mengeluarkan tembakan tersebut, namun para anggota TNI dan polisi bukanya kordinasi dengan pengurus malah mengancam tembak ketua asrama. Dan terus melakukan penembakan ke arah asrama, para anggota TNI tersebut mengeluarkan tembakan di asrama sebanyak 9 kali penembakan namun untung tidak ada mahasiswa yang kena tembakan tersebut.
Pada hal ketua asrama Tanius Komba  dan anggota lainya tersebut hanyalah berniat baik menanyakan kedatangan mereka (TNI/POLRI)  itu untuk cari siapa dan juga ada masalah apa di asrama sehingga para aparat tersebut datang dengan peralatan lengkap dan tembak-tembak sembarang di halaman asrama.
Namun para aparat menghiraukan upaya yang dilakukan pengurus asrama dan terus mengacam dan melakukan tembakan ke arah asrama. Melihat ancaman tersebut Ketua asrama membangunkan semua penghuni yang sedang tidur dan  memanggil penghuni yang sedang lari berhamburan keluar dari kamar masing-masing karena takut mendengar tembakan yang dikeluarkan oleh anggota TNI tersebut.
Anggota TNI/ Polri yang datang di asrama tersebut berjumlah sekitar 5-7 orang, masing masing Anggota TNI berpakian preman dengan senjata lengkap sekitar 5 orang sedangkan anggota polisi 2 orang berpakian pereman juga.

Para anggota tersebut melihat semua penghuni beteriak keluar dari kamar masing-masing dan semua kumpul di halaman asrama baik perempuan maupun laki-laki, lalu para penghuni asrama bersama pengurus mendekati mereka namun para aparat tersebut lari meninggalkan tempat atau asrama.

Melihat kejadian tersebut mengancam keamana para penghuni asrama sehingga badan pengurus asrama mengumpulkan semua penghuni baik dari asrma unit satu samapai degan unit enam dan penghuni Rusunawa menuju gapura uncen perumnas III untuk palang kapus guna protes terhadap tindakan atau ancaman dan teror yang dilakukan oleh Anggota TNI/POLRI.

Pada pukul 06.00 WPB semua penghuni asrama Unit satu sampai unit enam dan seluruh penhuni rusenawa kumpul di kapura uncen dan palang kampus,  karena menurut pengamatan mereka teror dan intimidasi tersebut bukan hanya baru terjadi sekali namun sudah sering terjadi oleh aparat kepolisian maupun TNI, yang terjadi hari ini adalah yang ke 5 kali sehingga penghuni asrama melakukakan pemalangan kampus dan para mahasiswa juga sempat bikin api unggu  di pintu masuk kapura Uncen perumnas 3 waena .

Lalu para mahasiwa tersebut melakukan orasi-orasi menggunakan mengapone, aksi porotes terhadap teror dan intimindasi tersebut dipimpin lagsung oleh badan pengurus asrama rusenawa Tanius Komba dan Ismael Alua, dalam orasi-orasinya para mahasiswa tersebut meminta agar Rektor Universitas Cendrawasih Uncen , Kapolda Papua, Dandim Pangdam Walikota serta Kapolresta kota jayapura hadir untuk mempertaggung jawabkan dan juga memberikan penyelasan kepada mahasiswa tentang tidakan teror dan intimidasi yang dilakukan oleh aparat tersebut.

 Namun pangdam, dandim, walikota serta Kapolda tidak hadir ditempat karena mereka berada diluar jayapura sehingga yang  pada pukul 09 30 WPB Kapolesta dan rektor yang hadir di tempat mahasiswa melakukan demo damai tersebu. Setelah kapolresta kota jayapura AKBP Alfret Papare  dan Rektor Unsen prof. Dr.Karel Sesa M.si hadir di tempat para mahasiswa menyampaikan beberapa tuntutan diantaranya :

  1. Para mahasiswa uncen Penghuni asrama perumnas III tersebut mendesak kepada Polreta kota jayapura segera Tutup Pos Penjagan yang ada di perumnas III waena
  2. Mendesak kepada Pangdam dan Dandim segera menarik Anggota TNI yang menjaga pos di perumnas III dan pos penjagaan TNI tersebut harus dittup
  3. Mendesak kepada Rektor lembaga uncen menjamin keselamatan mahasiswa penhuni asrama Uncen Unit 1 sampai unit 6 dan Asrama Rusenawa.
  4. Para Mahasiswa penghuni asrama juga mendesak untuk segera melakukan penada tanganan diats Hitam Puti dari masing pihak yaitu; antara Mahasiswa, Rektorat Dandim dan Polresta Kota Jayapura untuk penutupan dua pos penjagaan baik pos TNI maupun  POLI yang ada di perumnas 3 Waena.

Setelah melakukan kesepakatan antara mahasiswa, Rektorat dan kapolresta lalu pada pukul 10.15 masa demo mahasiswa membubarkan diri secara tertib dan aman
 





 

5/13/2013

Ini Fhoto dan Kronologis Penangkapan Victor Yeimo Bersama 3 Aktivis

Ketua KNPB Victor Yeimo Orasi Sebelum ditangkap Polisi
Jayapura— Empat aktivis Papua yang ditangkap aparat keamanan adalah Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Viktor Yeimo, Sekertaris West Papua National Authorithy (WPNA), Marthen Manggaprou,  Yongky Ulimpa (23), Mahasiswa Universitas Cenderawasih, dan Elly Kobak (17), Mahasiswa Universitas Cenderawasih. 

Keempat aktivis tersebut ditangkap tepat di depan pintu Gerbang Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) baru, Perumnas III, Waena, Papua, pada Senin (13/5/2013), sekitar pukul 10.30 Waktu Papua. 
Rocky Wim Medlama, Juru Bicara (Jubir) KNPB menjelaskan, “Awalnya, sekitar pukul 09.30 Waktu Papua, kami bersama dengan kawan-kawan dari Badan Eksekutif Mahasiswa  Uncen melakukan pemalangan kampus, dan melakukan orasi-orasi Politik di depan pintu Gerbang kampus.”

Aparat Kepolisian Resort Kota Jayapura, yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Jayapura, AKBP Alfred Papare, kemudian mendatangi lokasi mahasiswa menyampaikan orasi-orasi Politik.

“Termasuk ada aparat Brimob dari Polda Papua, yang dibantu oleh aparat Pengendali Masyarakat (Dalmas). Mereka turun dengan kekuatan penuh, kemudian memblokade jalan dengan mobil Polisi, truck, hingga motor-motor milik aparat kepolisian,” cerita Medlama.

Kemudian, Medlama bersama beberapa pimpinan aksi melakukan negosiasi dengan Kapolresta Jayapura agar mereka dapat diijinkan melaksanakan aksi long march, dengan jaminan keamanan akan dijaga oleh massa aksi.

“Kapolresta tidak mengijinkan demo, sehingga massa diangkut dengan dua truck menuju Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) untuk menyampaikan sikap dan tuntutan di Kantor MRP. Mobil komando juga ikut dalam rombongan terebut,” cerita Medlama.

Dalam negosiasi, aparat juga meminta agar motor tidak mendahului mobil komando, namun berada di belakang. “Kami jalan sesuai dengan kesepakatan, walau kami rasa ini benar-benar suatu ancaman untuk kami,” kata Medlama.

Namun, dalam dalam perjalanan, sekitar pukul 10.30 Waktu Papua, beberapa massa aksi yang tidak ikut saat dilangsungkan negosiasi berjalan mendahului mobil komanda, ‘Saat itulah aparat bertindak membubarkan massa aksi, menabrak beberapa motor, termasuk menangkap empat aktivis Papua termasuk Ketua Umum KNPB,” ujar Medlama.

“Mereka yang ditangkap dipukul, ditampar, dan diangkut naik ke mobil, kami semua yang ada disitu melihat perlakukan aparat keamanan terhadap keempat rekan kami,” kata Wim.

Beberapa truck Dalmas dan Brimob yang berada dibelakang mobil komando kemudian melaju kedepan, menabrak  beberapa motor, dan beberapa massa aksi juga jatuh, dan saat itu aparat turun dan melakukan pemukulan, penangkapan, hingga melakukan tindakan brutal lainnya.

“Ada satu massa aksi yang tangan patah, yakni Markus Giban, mahasiswa Uncen, saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Abepura, dan beberapa lagi menderita luka parah karena dipukul,” ujar Medlama.
Hingga berita ini diturunkan, keempat aktivis itu masih ditahan oleh Kepolisian Daerah Papua.

“Tiga aktivis Papua, yakni, Marthen Manggaprou,  Yongky Ulimpa, dan Elly Kobak ditahan di Polda Papua. Sementara ketua KNPB sudah dibawah ke Lembaga Pemasyarkatan Abepura, sekitar pukul 18.30 Wakut Papua,” ujar Medlama.

ARNOLD BELAU - Suara Papua

 Photo Kronologis Penangkapan (knpb photo)















 

5/12/2013

Victor Yeimo : KNPB Tetap Turun Jalan

Victor Yeimo ditangkap saat Pimpin Demo 2012
PAPUAN, Jayapura— Viktor Yeimo, Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mengatakan Kapolda Papua tidak menerbitkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) aksi karena ia adalalah salah satu pelaku kejahatan di tanah Papua. 

“Kapolda tidak mau kejahatannya dibongkar sehingga melarang kami untuk melakukan aksi pada senin mendatang. Namun, kami akan tetap turun untuk aksi karena kami sudah beritahu ke MRP dan pihak MRP sudah setuju,” kata Yeimo, ketika dihubungi suarapapua.com melalui sambungan telepon selularnya, Sabtu (11/5/2013) di Jayapura, Papua.

Menurut Yeimo, pelarangan aksi demonstrasi damai yang disampaikan Kapolda Papua adalah sangat tidak wajar, sekaligus sebuah tindakan yang melawan UU yang berlaku, karena kebebasan ekspresi di muka umum dijamin oleh UU di negara Indonesia.

“Kapolda melarang ini adalah bagian dari pembungkaman ruang ekspresi yang terus dibungkam di tanah Papua ini. Pada prinsipnya kami akan tetap turun,” ujar Yeimo.

Rocky Wim Medlama, Jubir KNPB mengatakan, sikap Polda Papua sangat keliru karena membatasi rakyat berekspresi menyampaikan aspirasi di muka umum.

Pelarangan itu disampaikan Kapolda Papua, melalui Kabid Humas Kombes Polda Papua, I Gede Sumerta, S.Ik yang menyatakan untuk tidak menertbitkan surat izin aksi demo damai.

“Tugas pendemo hanya memberitahukan saja. Mau kawal atau tidak, rakyat Papu akan tetap turun jalan dan jalankan aksi,” tegas Medlama.

Sekedear info, rencana aksi yang akan dilakukan pada tanggal 13 mendatang akan dimediasi oleh KNPB, Gerakan rakyat demokratik Papua (Garda-P) dan West Papua Nasional Autorithy (WPNA) dengan sasaran aksi kantor MRP.

 ARNOLD BELAU - Suara Papua

5/09/2013

Police murder citizens preparing to protest in West Papua

By Catherine Delahunty

Last week West Papuans suffered more abuse and injustice from Indonesian Police personnel.

The 1st of May marked 50 years of West Papua suffering under Indonesian rule. Citizens throughout Papua prepared to commemorate this day, however, events that occurred just prior to this date, typify and  highlight the injustices that Papuans have suffered over the past 50 years.

On the 30th of April two young West Papuan protestors who were preparing to participate in commemoration events were shot and killed by police while a number of others were injured in the city of Sorong, This is an atrocious abuse of state power. I have urged the New Zealand Government to condemn the police actions and demand that Indonesian President Susilo Yudhoyono takes action.

He must stop state violence immediately and engage in dialogue for peace and justice in West Papua.  The Indonesian Police have a documented history of citizen abuse and the New Zealand Government cannot be silent or indeed collude via our new proposed “community policing” training programme.

International concern has been voiced over the May 1st events including a statement by the United Nations High Commissioner for Human Rights Navi Pillay. Pillay has described the police shootings as “[an] unfortunate example of the on-going suppression of freedom of expression and excessive use of force in West Papua.”

5/02/2013

Ini Kronologis Penembakan Lima Warga Sipil di Sorong

PAPUAN, Sorong — Kepolisian Daerah (Polda) Papua, melalui Kabid Humas Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta menyatakan tidak ada aksi penembakan di Kelurahan Aimas, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Selasa (30/4/2013) malam, apalagi sampai menyebabkan dua nyawa melayang seperti diberitakan sejumlah media massa
.
Namun, pernyataan tersebut sangat kontras dengan kejadian di lapangan, sebab informasi yang berhasil dihimpun suarapapua.com, dua warga sipil tewas tertembak, dan tiga warga lainnya menderita luka akibat peluru tajam. 

Adapun kronologis peristiwa, pada Selasa, 30 April 2013, jam 22.00 Wit, sejumlah masyarakat berkumpul di rumah bapak Isak Klabin, di Jalan Klalin, RW. 01. RT 03, untuk membicarakan rencana aksi tanggal 1 Mei 2013.

Masyarakat Papua yang sedang berkumpul di lokasi kejadian awalnya hendak melaksanakan ibadah memperingati hari aneksasi Papua ke NKRI, yang di caplok secara paksa. Namun, rencana tersebut masih belum berlangsung.

Saat yang bersamaan, aparat keamaman juga bersiaga, dan terus memantau aktivitas warga. Sekitar jam 7 malam terlihat 2 buah mobil Avansa dan 1 mobil patroli (L 200) milik polisi yang sedang lalu lalang di depan masyarakat Papua yang sedang berkumpul.

Di dalam mobil patrol L 200 tersebut terdapat 5 orang anggota mengunakan pakaian polisi, dan juga TNI bersenjata laras panjang (patroli gabungan).

Sementara di dalam 2 mobil Avansa, juga terdapat beberapa anggota yang sama, namun jumlah mereka tidak bisa dipastikan karena gelap.

Dari penglihatan masyarakat, penumpang yang ada di dalam mobil terus mengintip situasi masyarakat yang sedang berkumpul, serta menghalangi beberapa masyarakat yang hendak berjalan kaki menuju lokasi berkumpul.

Masyarakat akhirnya marah dan memalang mobil patroli dan 2 mobil avansa berkaca riben yang hendak memaksa masuk tadi, akhirnya terjadi kontak fisik di lokasi berkumpulnya warga sipil Papua.
Dengan sikap, aparat gabungan TNI/Polri tanpa mengunakan komunikasi, dengan kekuatan fisik dan persenjataan, mengarahkan tembakan sebanyak 20 kali ke arah kerumunan massa. 

Lima orang tertembak, dua tewas, dan tiga lainnya luka-luka parah. Adapun nama-nama mereka;
Nama                         : Abner Malagawak
Umur                           : 22 Tahun
Suku                             : Moi
Alamat                       : Kampung Batulubang Distrik Makbon, Kabupaten Sorong
Kondisi Korban     : Meninggal Dunia
Sebab Kematian     : Tertemmbak oleh Aparat TNI pada Bagian Dada sebelah kanan, korban meninggal di tempat kejadian

Nama                          : Thomas Blesya
Umur                           : 22 Tahun
Suku                             : Teminabuan
Alamat                        : Kampung Wlek Kabupaten Sorong Selatan
Kondisi Korban      : Meninggal Dunia
Sebab Kematian     : Tertemmbak oleh Aparat TNI pada Bagian kepala belakan peluru bersarang di otak tedak kelur.

Nama                          : Ibu Salomina Kalaibin
Umur                           : 33 tahun
Suku                             : Moi
Alamat                        : Jl, Klalin RT, 01, RW.03 Kelurahan Aimas
Kondisi Korban       : Luka Kritis sementara di Rawat di Rumah Sakit Selebesolo
Sebab luka                 :Tertemmbak oleh Aparat TNI pada Bagian perut, paha kanan dan
Betis kanan

Nama                          : Herman Lokdem
Umur                           : 18 tahun
Suku                             : Moi Marei
Alamat                        : Jl, Klalin RT, 01, RW.03 Kelurahan Aimas
Kondisi Korban      : Luka Kritis sementara di Rawat di Rumah Sakit Selebesolo
Sebab                          :Tertemmbak oleh Aparat TNI pada Bagiaian belakan

Nama                         : Andareas Safisa
Umur                           : 23 tahun
Suku                             : Moi
Alamat                         : Jl, Sorong Makbon Kampung Malawor, Distrik Makbon
Kondisi Korban        : Luka Ringan di Rawat di Rumah
Sebab                          :Tertembak oleh Aparat TNI pada Bagiaian Ibu Jari Kaki Kiri.
Aparat juga melakukan pengejaran, dan menangkap paksa enam orang warga sipil yang kebetulan sedang melintas di tempat kejadian, namun mereka di bebaskan kembali pukul O6.00 Wit, pagi hari.

OKTOVIANUS POGAU - suarapapua.com,


Ini Kronologis Penembakan Lima Warga Sipil di Sorong

PAPUAN, Sorong — Kepolisian Daerah (Polda) Papua, melalui Kabid Humas Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta menyatakan tidak ada aksi penembakan di Kelurahan Aimas, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Selasa (30/4/2013) malam, apalagi sampai menyebabkan dua nyawa melayang seperti diberitakan sejumlah media massa
.
Namun, pernyataan tersebut sangat kontras dengan kejadian di lapangan, sebab informasi yang berhasil dihimpun suarapapua.com, dua warga sipil tewas tertembak, dan tiga warga lainnya menderita luka akibat peluru tajam. 

Adapun kronologis peristiwa, pada Selasa, 30 April 2013, jam 22.00 Wit, sejumlah masyarakat berkumpul di rumah bapak Isak Klabin, di Jalan Klalin, RW. 01. RT 03, untuk membicarakan rencana aksi tanggal 1 Mei 2013.

Masyarakat Papua yang sedang berkumpul di lokasi kejadian awalnya hendak melaksanakan ibadah memperingati hari aneksasi Papua ke NKRI, yang di caplok secara paksa. Namun, rencana tersebut masih belum berlangsung.

Saat yang bersamaan, aparat keamaman juga bersiaga, dan terus memantau aktivitas warga. Sekitar jam 7 malam terlihat 2 buah mobil Avansa dan 1 mobil patroli (L 200) milik polisi yang sedang lalu lalang di depan masyarakat Papua yang sedang berkumpul.

Di dalam mobil patrol L 200 tersebut terdapat 5 orang anggota mengunakan pakaian polisi, dan juga TNI bersenjata laras panjang (patroli gabungan).

Sementara di dalam 2 mobil Avansa, juga terdapat beberapa anggota yang sama, namun jumlah mereka tidak bisa dipastikan karena gelap.

Dari penglihatan masyarakat, penumpang yang ada di dalam mobil terus mengintip situasi masyarakat yang sedang berkumpul, serta menghalangi beberapa masyarakat yang hendak berjalan kaki menuju lokasi berkumpul.

Masyarakat akhirnya marah dan memalang mobil patroli dan 2 mobil avansa berkaca riben yang hendak memaksa masuk tadi, akhirnya terjadi kontak fisik di lokasi berkumpulnya warga sipil Papua.
Dengan sikap, aparat gabungan TNI/Polri tanpa mengunakan komunikasi, dengan kekuatan fisik dan persenjataan, mengarahkan tembakan sebanyak 20 kali ke arah kerumunan massa. 

Lima orang tertembak, dua tewas, dan tiga lainnya luka-luka parah. Adapun nama-nama mereka;
Nama                         : Abner Malagawak
Umur                           : 22 Tahun
Suku                             : Moi
Alamat                       : Kampung Batulubang Distrik Makbon, Kabupaten Sorong
Kondisi Korban     : Meninggal Dunia
Sebab Kematian     : Tertemmbak oleh Aparat TNI pada Bagian Dada sebelah kanan, korban meninggal di tempat kejadian

Nama                          : Thomas Blesya
Umur                           : 22 Tahun
Suku                             : Teminabuan
Alamat                        : Kampung Wlek Kabupaten Sorong Selatan
Kondisi Korban      : Meninggal Dunia
Sebab Kematian     : Tertemmbak oleh Aparat TNI pada Bagian kepala belakan peluru bersarang di otak tedak kelur.

Nama                          : Ibu Salomina Kalaibin
Umur                           : 33 tahun
Suku                             : Moi
Alamat                        : Jl, Klalin RT, 01, RW.03 Kelurahan Aimas
Kondisi Korban       : Luka Kritis sementara di Rawat di Rumah Sakit Selebesolo
Sebab luka                 :Tertemmbak oleh Aparat TNI pada Bagian perut, paha kanan dan
Betis kanan

Nama                          : Herman Lokdem
Umur                           : 18 tahun
Suku                             : Moi Marei
Alamat                        : Jl, Klalin RT, 01, RW.03 Kelurahan Aimas
Kondisi Korban      : Luka Kritis sementara di Rawat di Rumah Sakit Selebesolo
Sebab                          :Tertemmbak oleh Aparat TNI pada Bagiaian belakan

Nama                         : Andareas Safisa
Umur                           : 23 tahun
Suku                             : Moi
Alamat                         : Jl, Sorong Makbon Kampung Malawor, Distrik Makbon
Kondisi Korban        : Luka Ringan di Rawat di Rumah
Sebab                          :Tertembak oleh Aparat TNI pada Bagiaian Ibu Jari Kaki Kiri.
Aparat juga melakukan pengejaran, dan menangkap paksa enam orang warga sipil yang kebetulan sedang melintas di tempat kejadian, namun mereka di bebaskan kembali pukul O6.00 Wit, pagi hari.

OKTOVIANUS POGAU - suarapapua.com,